PEMKAB SINTANG GELAR RAKOR BAHAS STRATEGI TURUNKAN AKB DAN AKI
SINTANG, - Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang yang diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Yustinus J memimpin jalanya rapat koordinasi Tim Kelompok Kerja Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Sintang pada Selasa, 17 November 2020 di Balai Praja Kantor Bupati Sintang.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Yustinus Jajak seluruh Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sintang, instansi vertikal dan organisasi profesi untuk bersama menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Sintang. “Semua pihak perlu bersinergi dalam bekerja keras menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Ini sudah menjadi masalah serius bagi Kabupaten Sintang mengingat masih tingginya jumlah ibu dan bayi yang meninggal ”terang Yustinus J.
“Saya juga minta agar pemerintah daerah yang bekerja dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi ini. Kita harus dorong dan tekan agar pemerintah desa bisa memperhatikan dan memberikan anggaran dalam APBDes untuk menurunkan kasus ini. Saat inikan di APBDes sudah ada anggaran untuk mencegah stunting. Kita dorong juga memiliki anggaran di APBDes untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di desa mereka-masing ”terang Yustinus J
“Bahkan saya minta program penurunan angka kematian ibu dan bayi ini dimulai dari desa. Maka saya minta agar Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Sintang agar mulai APBDes 2021 nanti, jangan sahkan APBDes seluruh desa di Kabupaten Sintang kalau didalam APBDes tersebut belum menganggarkan kegiatan dan program yang bertujuan menurunkan angka kematian bayi dan ibu di desa mereka ”tegas Yustinus J
“Saya minta kita pasang target dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Sintang. 3 bulan atau 6 bulan ke depan, kasusnya harus sudah menurun drastis. Untuk bisa berhasil, maka kita harus masuk dan keroyokan ”tambah Yustinus J.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Benny Enos menyampaikan bahwa sejak Januari hingga November 2020 sudah ada 16 ibu yang meninggal karena melahirkan dan itu jumlah tertinggi se Kalbar. Selain itu, ada 53 bayi yang meninggal dan menempati urutan ke 12 se Kalbar. “Ini angka yang tinggi. Maka kita harus bekerja keras dalam menurunkan kasus ini. Ke depan, kita akan fokuskan program penurunan angka kematian ibu dan bayi pada sembilan kecamatan di Kabupaten Sintang yaitu Kecamatan Serawai Puskesmas Serawai, Kecamatan Kayan Hulu Puskesmas Tebidah, Kecamatan Sepauk, Tempunak, Sungai Tebelian, Sintang, Kecamatan Dedai, Ketungau Hulu dan Ketungau Tengah,” terang Beni Enos.
“untuk itu, kami mengajak semua OPD untuk terlibat langsung dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Sintang” pinta Beni Enos.
Alkadri Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Ekonomi Pedesaan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Sintang menyatakan siap untuk memantau APBDes seluruh desa agar ikut menganggarkan dananya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di desanya. “selama ini kami sudah tegas dengan tidak mengesahkan APBDes jika tidak memberikan alokasi anggaran untuk mencegah stunting dan membangun fasilitas untuk ODF. Tahun 2021 nanti bisa kita mulai untuk menyisir APBDes agar mengalokasikan anggaran untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Upaya ini kita perkuat dari desa” terang Alkadri
Sementara Yuli Sri Ayu Ketua Ikatan Bidan Indonesia Kabupaten Sintang mengharapkan agar Tim Pokja mampu mendata penyebab kematian ibu dan bayi di Kabupaten Sintang. “setelah tahu penyebabnya, baru kita bisa menyusun strategi untuk mencegah dan menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Misalkan kematian ibu yang akan melahirkan disebabkan terlambat mencapai fasilitas kesehatan yang baik. Lalu kita susun cara supaya tidak terulang seperti apa. Sehingga langkah-langkah yang kita ambil dan lakukan lebih tepat” terang Yuli Sri Ayu.